7 Februari 2025

Isra Mikraj Tingkat Kenegaraan 2025: Menag Nasaruddin Umar Tekankan Keseimbangan Sabar dan Syukur

Isra Mikraj Tingkat Kenegaraan 2025: Menag Nasaruddin Umar Tekankan Keseimbangan Sabar dan Syukur

Peringatan Isra Mikraj tingkat kenegaraan 2025 menekankan keseimbangan antara sabar dan syukur. Menag Nasaruddin Umar mengajak umat Islam untuk menjadikan peristiwa ini sebagai momentum spiritual jelang Ramadan. sumber foto : kemenag.go.id

Jakarta, 31 Januari 2025 – Dalam rangka memperingati peristiwa penting dalam sejarah Islam, Isra Mikraj tingkat kenegaraan tahun 2025 digelar dengan penuh hikmah di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta pada Kamis (30/1). Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Isra Mikraj bukan hanya sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga sarat dengan makna spiritual yang mengajarkan pentingnya keseimbangan antara sabar dan syukur dalam kehidupan sehari-hari.

Isra Mikraj: Simbol Perjalanan Spiritual dan Keseimbangan Hidup

Menag Nasaruddin Umar memulai sambutannya dengan menjelaskan bahwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mikraj bukan sekadar catatan sejarah, melainkan juga menjadi simbol perjalanan spiritual umat manusia. Dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan pentingnya dua kekuatan yang harus dimiliki oleh setiap individu: sabar dan syukur.

“Seperti burung yang membutuhkan dua sayap untuk terbang, manusia juga membutuhkan dua kekuatan: sabar dan syukur. Ketika diuji dengan kesulitan, gunakan sayap sabar. Ketika diberi kemudahan, gunakan sayap syukur. Tanpa keseimbangan ini, kita tidak akan mampu ‘terbang’ menuju derajat yang lebih tinggi,” ujar Menag Nasaruddin Umar.

Pentingnya Sabar dan Syukur dalam Ujian Hidup

Lebih lanjut, Menag menjelaskan bahwa dalam Al-Qur’an terdapat dua jenis ujian yang dihadapi umat manusia, yakni balaun hasanah (ujian berupa kebaikan) dan balaun sayyi’ah (ujian berupa keburukan). Sebagai contoh, banyak orang yang dapat bersabar dalam menghadapi kesulitan, namun tidak sedikit pula yang merasa sulit untuk bersyukur ketika diberikan nikmat. Sebaliknya, ada juga orang yang mudah bersyukur ketika dalam keadaan lapang, tetapi gagal untuk bersabar saat menghadapi ujian hidup.

Menurut Menag, keseimbangan antara sabar dan syukur adalah kunci utama untuk menghadapi segala tantangan hidup dan meraih kemajuan yang lebih baik. Dalam konteks ini, Isra Mikraj mengingatkan umat Muslim untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, baik dalam suka maupun duka.

Kemuliaan Akhlak Nabi Muhammad SAW dan Hikmah Isra Mikraj

Menag juga membahas aspek kemanusiaan Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mikraj. Ketika Nabi Muhammad SAW mencapai puncak spiritual dan bertemu langsung dengan Allah SWT, beliau memilih untuk kembali ke bumi demi kepentingan umatnya. Nabi ingin mengajak umatnya untuk merasakan keindahan dan kedekatan dengan Allah yang beliau alami selama peristiwa tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa peristiwa Isra Mikraj terjadi pada masa yang penuh dengan kesedihan bagi Nabi Muhammad SAW. Pada tahun tersebut, beliau kehilangan dua sosok yang sangat beliau cintai, yakni istri tercinta, Siti Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib. Meskipun dilanda kesedihan yang mendalam, Nabi Muhammad SAW tidak menyerah. Justru, peristiwa yang penuh ujian ini menjadi awal dari perjalanan spiritual terbesar dalam hidup beliau, yakni pertemuan langsung dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha.

“Isra Mikraj mengajarkan bahwa setiap ujian adalah tanda kenaikan kelas. Setelah kesedihan mendalam, Rasulullah tidak menyerah, tetapi justru mendapatkan pengalaman luar biasa. Ini menunjukkan bahwa di balik cobaan, selalu ada hikmah besar yang disiapkan oleh Allah,” lanjut Menag Nasaruddin Umar.

Momentum Spiritual Menuju Ramadan

Menag mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk menjadikan peringatan Isra Mikraj ini sebagai momentum untuk melakukan recharge spiritual, terutama menjelang bulan suci Ramadan. Ia menegaskan bahwa Isra Mikraj bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebagai pengingat bagi umat Islam untuk terus berjuang dalam kehidupan dengan sabar dan syukur.

“Isra Mikraj bukan sekadar perayaan, tetapi pengingat bahwa dengan kekuatan spiritual, kita bisa bangkit dan membangun bangsa yang lebih kuat dan berdaya saing,” ungkap Menag.

Acara peringatan Isra Mikraj tingkat kenegaraan ini disiarkan secara langsung melalui berbagai platform media, termasuk YouTube Kemenag RI dan TVRI, agar dapat menjangkau umat Islam di seluruh Indonesia. Harapannya, peringatan ini dapat memberikan inspirasi dan memperkuat ikatan spiritual umat Muslim, serta mengajak mereka untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.

Tag: #IsraMikraj2025, #MenagNasaruddinUmar, #SabarDanSyukur, #Kemenag, #PerayaanIsraMikraj, #PeringatanIsraMikraj, #Spiritualitas, #MomenKeagamaan, #KekuatanSpiritual

 

Sumber : Kemenag.go.id

About The Author