7 Februari 2025

Kemenag dan ICRP Kolaborasi Bangun Masyarakat Toleran, Fokus pada Pendidikan Toleransi Lintas Agama

Kemenag dan ICRP Kolaborasi Bangun Masyarakat Toleran, Fokus pada Pendidikan Toleransi Lintas Agama

Kemenag dan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) menjalin kolaborasi untuk membangun masyarakat Indonesia yang lebih toleran. Kolaborasi ini termasuk pengembangan kurikulum berbasis toleransi dan moderasi beragama. sumber foto : kemenang.go.id

Jakarta, 2 Januari 2025 – Kementerian Agama (Kemenag) dan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) berkomitmen untuk bekerja sama dalam membangun masyarakat yang lebih toleran di Indonesia. Kolaborasi ini dimulai dengan audiensi antara Menteri Agama Nasaruddin Umar dan jajaran ICRP di kantor pusat Kemenag RI, Jakarta, pada Kamis (2/1/2025).

Dalam audiensinya, Menag Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa kolaborasi dengan ICRP adalah langkah strategis untuk menciptakan harmoni antar umat beragama di Indonesia. Menurut Menag, penting untuk tidak memandang perbedaan agama sebagai hal yang memisahkan, melainkan sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dihargai bersama.

“Kami menganggap pertemuan ini sebagai awal kolaborasi yang baik. Jangan anggap kami sebagai orang lain, kita memiliki cita-cita yang sama. Saya berharap kolaborasi ini mampu menciptakan masyarakat yang terbiasa menerima perbedaan,” ujar Menag Nasaruddin Umar. Ia menegaskan bahwa dalam upaya tersebut, nilai-nilai toleransi dan kerukunan antar umat beragama harus ditanamkan sedini mungkin, terutama di kalangan generasi muda.

Pendidikan Toleransi dan Kurikulum Berbasis Cinta

Salah satu langkah yang disarankan oleh Menag dalam kolaborasi ini adalah pengembangan kurikulum berbasis cinta. Kurikulum ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak Indonesia mengenai pentingnya toleransi yang sejati, bukan toleransi semu, serta memperkenalkan mereka pada nilai-nilai kerukunan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Saya ingin menggagas kurikulum berbasis cinta, di mana anak-anak kita diajarkan toleransi yang tidak semu dan didoktrin dengan nilai-nilai kerukunan,” lanjut Menag Nasaruddin Umar. Menurutnya, pengajaran tentang perbedaan agama dan budaya di sekolah-sekolah adalah kunci untuk membentuk masyarakat yang lebih bijaksana dalam menyikapi keberagaman.

Respons Positif dari ICRP

Wakil Ketua ICRP, Ulil Abshar Abdalla, memberikan apresiasi terhadap gagasan yang disampaikan oleh Menag. Ia mengungkapkan bahwa ICRP sangat senang dapat berkolaborasi dengan Kemenag dalam upaya memperkuat moderasi beragama dan mempererat hubungan antar agama di Indonesia.

“Kami sangat gembira memiliki Menag seperti Prof. Nasaruddin Umar, yang memiliki rekam jejak panjang dalam dialog lintas agama,” kata Ulil. Ia juga menyampaikan bahwa ICRP merencanakan perayaan 25 tahun berdirinya organisasi tersebut, serta mengadakan festival toleransi tahunan untuk mempromosikan dialog antar umat beragama.

“Melalui festival toleransi dan program-program lainnya, kami berharap dapat menggandeng Kemenag untuk menjalankan program moderasi beragama dengan pendekatan interfaith,” ungkap Ulil. ICRP, yang didirikan oleh tokoh-tokoh lintas agama, terus berupaya menjaga semangat dialog dan saling menghormati di Indonesia. Dengan kolaborasi ini, ICRP berharap dapat berperan lebih besar dalam menjaga harmoni di tengah keberagaman Indonesia.

Peran ICRP dalam Memperkuat Dialog Lintas Agama

ICRP dikenal sebagai organisasi yang berkomitmen menjaga keberagaman dan kerukunan antar umat beragama. Didirikan oleh tokoh-tokoh agama dari berbagai latar belakang, ICRP berupaya menjadi mediator yang menghubungkan berbagai kelompok agama di Indonesia, serta memperkenalkan prinsip-prinsip moderasi beragama yang sangat diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang damai.

Ulil menambahkan, kerjasama antara ICRP dan Kemenag akan menjadi langkah strategis untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi ketegangan antar umat beragama. Dalam situasi global yang semakin terpolarisasi, inisiatif seperti ini sangat relevan untuk mengedepankan nilai-nilai toleransi, kerukunan, dan kedamaian.

Kolaborasi antara Kemenag dan ICRP ini menjadi bukti nyata bahwa kedua institusi berkomitmen untuk membangun masyarakat Indonesia yang lebih toleran, damai, dan harmonis. Melalui pengembangan kurikulum berbasis cinta dan berbagai program moderasi beragama, kedua belah pihak berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan masyarakat yang mampu menerima perbedaan. Dengan kerja sama yang solid, Indonesia diharapkan dapat menjadi contoh negara yang menghargai keberagaman dan menciptakan suasana damai di tengah-tengah perbedaan agama dan budaya.

 

Tag: Kemenag, ICRP, Toleransi, Pendidikan Toleransi, Masyarakat Toleran, Moderasi Beragama, Dialog Lintas Agama, Indonesia, Kolaborasi, Kurikulum Toleransi

 

sumber berita : kemenag.go.id

About The Author